Senin, 10 Maret 2014

Curhat itu memang perlu

Tak kenal laki ataupun perempuan
Mengungkapkan sesuatu itu memang perlu

Sekalipun di dunia ini –tidak dapat dipungkiri lagi–
Bahwa perempuan adalah makhluk yang paling cerewet dibandingkan laki-laki
Walaupun pada realitanya ada juga laki-laki yang cerewet

Perbedaan yang menonjol antara laki-laki dan perempuan
Hanya pada waktu penyampaiannya
Jika laki-laki biasanya mengungkapkan setelah permasalahan selesai,
Maka perempuan mengungkapkan ketika saat itu pula permasalahan menimpanya

Laki-laki butuh mulut (yang memberikan dukungan dan sanjungan padanya)
Perempuan butuh telinga dan pundak (untuk didengarkan ceritanya dan menyenderkan kepalanya)

Tapi alangkah ‘menyedihkannya’ bila di dunia ini rasanya tidak ada yang memberikan dukungan
Alangkah ‘nelangsanya’ bila di dunia ini tidak ada yang ikhlas memberikan telinga dan pundaknya

~ Hidup Menyendiri Memang Menyiksa ~  

Rabbi laa tadzarnii fardawwaanta khoirul waaritsiin



Lebih ‘mengenaskan’ lagi jika kita mengungkapkan sesuatu pada orang yang salah
Tadinya berniat untuk ‘membagi-bagikan’ permasalahan agar terasa ringan
Ujung-ujungnya malah mematahkan semangat
Bukannya meringankan masalah
Ujung-ujungnya malah menambah berat beban masalah

Hhh... di dunia ini tidak bisa terhindar dari masalah
Apapun permasalahannya, menghadapinya adalah suatu keharusan
Kesabaran dan ketawakalan menjadi pondasi utamanya

~ Hanya Allah Sebaik-baiknya Tempat Curhat dan Bersandar ~

Jumat, 08 November 2013

Menghadapi Perempuan, Mesti Dipersiapkan

Menghadapi Perempuan, Mesti Dipersiapkan





Menghadapi perempuan banyak yang harus dipersiapkan

Perempuan lebih banyak mendahulukan perasaan dari pada fikiran
Sedangkan laki-laki fikiran lebih dominan untuk dipergunakan

Tak harus jauh-jauh sampai ke pernikahan
Sekarang saja bisa mengambil pelajaran
Contohnya dari aktivitas perkuliahan
Karena banyak pula dosen-dosen yang perempuan (*hehe, manfaatin keadaan)

Apa salahnya mereka dijadikan objek pembelajaran
Sebelum kita melangkah ke pelaminan, #lhooooo, hee
Afwan.
Dosen-dosen tersayang, afwan saya jadikan uji percobaan.hehe

Selama menghadapi orang, maka ingat satu prinsip “setia kawan”
Yaitu; bila terbersit su’udzon maka carilah 1001 alasan untuk mengelak dari tuduhan

Terlebih ketika menghadapi perempuan
Apalagi jika sudah menjadi istri betulan
Prinsip yang baru saya temukan, harus betul-betul diterapkan
Tuk cari aman... #lhoo :D

Iya.. emang betul kok. Tuk cari aman dari putusnya hubungan. Hee
Hubungan kekerabatan, hubungan pernikahan,dll (“dan lain2nya” silahkan anda fikirkan)

Maka ketika istri melakukan kesalahan
Carilah hal-hal lain yang menyejukkan, karena pastinya dari segudang kesalahan
Sang istri pasti punya kebaikan
Dan kebaikan itulah yang 'harus' 'sangat' diperhitungkan,
Sehingga menjadi alasan untuk tetap ada dalam pelukan. :D

Maka ketemulah satu lagi prinsip dalam mengarungi kehidupan
Yaitu; yakinkan seburuk apapun orang, pada dirinya pasti terdapat kebaikan.
Sehingga masih ada peluang untuk memberikan kesempatan

Maafkan... maafkan.. dan maafkan.
Allah saja Maha Pemaaf kok. Betul kan?

Terlebih lagi pada pasangan
Tanamkan prinsip itu, agar tak terjadi penyesalan di hari kemudian.

----------------

Selamat berenung ikhwan-ikhwan sekalian.
Karena renungan adalah suatu suntikan semangat untuk kehidupan.


Sang Pengembara Kehidupan
-Habibie Musthafa-

Sabtu, 02 November 2013

ANDAI SI "AHLI PACARAN" BERFIKIR DUA KALI

ANDAI SI "AHLI PACARAN" BERFIKIR DUA KALI
#merenungi fenomena yang terjadi malam minggu tadi



Pacaran;
ih...kamu cantik deh. kamu pinter deh. kamu baik deh.
bla..bla..bla... :P

#ada yang risi dengernya?

Bila orang yang pacaran itu berfikir dua kali
Buat apa saya berkata begitu kepada wanita yang baru saja kenal?
Buat apa saya berkata mesra pada wanita yang ahli dosa?

Tak ada guna, plus menghamburkan dana.

Tidak berfikirkah wahai "ahli pacaran?"
Wanita itu baru saja kamu kenal, masih kalah 'lama' dibandingkan ibumu.

Tak terfikirkah cinta kasih seorang ibu padamu ketika bayi?
Atau jangan dulu deh, sekarang.
Tak terbayangkah sedang apa ibumu sekarang?
Mungkin ibumu sedang risau memikirkanmu
Khawatir kepadamu, apakah hari ini kau sedang ta'at atau maksiat?
Mungkin sedang kangen kepadamu, ingiiin sekali melihat senyumanmu
Kangeeen.. ingin sekali memeluk dengan erat badanmu.

Tangan tak sampai meraba
Mulut tak sampai menyapa
Hingga air mata yang menggantikannya

Tapi sayang seribu sayang, kamu malah memikirkan wanita si pengundang dosa
Kehkawatiran ibumu, kekangenan ibumu kau buat sia-sia
Air susu dibalas dengan air tuba
Kau malah mengkhawatirkan hal yang mengundang derita
Kau malah berasyik ria di tengah gelisah ibu tercinta

Menatap dengan lekat senyuman syaiton terlaknat

Tidakkah kau merindukan senyuman ibumu yang tulus dan ikhlas?
Bagaimana bila senyum itu t’lah tiada
Bagaimana bila senyum itu t’lah binasa
Mulut sudah tak daya tuk berbicara
Hati ibu sudah tak sanggup lagi merasa

Tidakkah kau ingin jadi anak yang qurrota a’yun, menyejukkan mata hatinya?
Bagaimana jika mata itu t’lah tiada
Tak sanggup lagi menatap dengan penuh cinta
Tak mampu lagi melihat kita

Hanya aroma kain kafan yang sungguh-sungguh terasa
Bukan senyuman bermakna, bukan jua tatapan cinta

Saat ketika itu, Entah apa yang dikata
Senyuman terikhlas nan terindah sudah tiada
Tatapan cinta jua t’lah binasa
Mampuhkan kau berkata-kata?
Ataukah kau terdiam seribu bahasa?

Sudah... Jangan sampai waktumu tersia-sia
Sebelum kau juga ikut binasa
Saat ini juga, putuskan pacarmu yang menggoda
Alihkan cintamu pada orang tua tercinta

Demi Allah, sebelum pernikahan terjadi
Bagi laki-laki; Tak ada wanita yang patut dicintai kecuali sang Ummi
Bagi perempuan; Tak ada laki-laki yang patut di kasihi selain sang Abi

---- don't cry.. don't cry ----
Hapus air matamu yang berderai
Kita ganti topiknya menjadi santai ^_^

Saatnya bercanda ria :D
Bila ingin berkata mesra wahai para pemuda
Kenapa tidak kepada ibumu saja.

A: Ummii.. umi cantik deh. umi pinter deh.. ^_^
U: Masa sih?

A: iyaa...
U: buktinya??

A: buktinya..ini anak umi juga pinter dan ganteng. hehee
U: hehehee... ihh sekarang kamu ko pinter merayu ya. romantis..

A: iya dong mi.. kan umi bentar lagi punya mantu.
U: lhoooooooo..... :D


A: kabuuuuuuuuuurrrrrr :D

Kamis, 31 Oktober 2013

Mengkhawatirkan Masa Depan?

Mengkhawatirkan Masa Depan??



Kenapa masa depan dikhawatirkan?
Memangnya kapan masa depan itu dimulai?

Jika masa depan itu terus dikhawatirkan, maka kapan ujungnya?
Sudahkah anda  menjawab “kapan masa depan itu dimulai?” –memang hal yang abstrak–

Mungkin sampai besok juga pertanyaan tersebut akan sulit dijawab.
Bila masa depan terus dikhawatirkan.

Lalu, yang jadi pertanyaan;
Kenapa terlalu sibuk mengkhawatirkan masa depan? Bila masa depan memang adalah saat ini.

Bila sudah tau masa depan adalah saat ini.
Mestinya bukan sibuk mengkhawatirkan.
Tapi bersibuklah memanfaatkan, dan mengikhtiarkan.
InsyaAllah itu lebih memberikan kemaslahatan.


#Muhasabah...dari kajian Kamis pagi.
Jazakallah, guruku; Ust Solihun



Sang Pengembara
-Habibie Musthafa-
biefa8@gmail.com

Rabu, 30 Oktober 2013

TELISIK YANG MEMANTIK




Menggalau tak ada arti
Bila tak dibarengi solusi

Telisik mata berpenasaran tuk melirik
Berkecambuk dengan hati yang seolah memantik;
Hai.. diri yang tiada daya
Tiada bagimu hak yang nyata

Hanya dosa yang kau dapat
Bila kau meneruskan siasat tuk menatap dan sikat
Sekalipun hanya sebatas membayangkan si akhwat

Solusinya hanya melupakan kejadian
Seolah tak terjadi hal yang demikian

Tak perlu membayangkan
Karena jodoh, Allah yang menentukan
Tak perlu mengkhawatirkan
Karena jodoh bukan untuk dikhawatirkan, tapi untuk diikhtiarkan