Rosululloh dan para sohabatnya
selalu mencontohkan ‘sesuatu’ yang sangat baik, dan patut untuk ditiru oleh
ummatnya. Diantara kebiasaan yang dilakukan oleh Rosululloh dan para sohabatnya
adalah ucapan “selamat” ketika hari idul fitri datang.
Ketika itu
para sohabat saling mengucapkan “TAQOBBALALLOHU MINNA WAMINKUM SHIYAAMANA
WASHIYAAMAKUM” dan kemudian dijawab dengan “MINNA WAMINKUM TAQOBBAL YAA
KARIIM” (Disebutkan oleh Ibnu Qudamah al-maqdisi dalam Al Mughni_dan
diriwayatkan dari banyak jalur)
Artinya:
TAQOBBALALLOHU MINNA WAMINKUM SHIYAAMANA WASHIYAAMAKUM
(semoga Allah menerima amal ibadah kami dan amal kalian)
MINNA WAMINKUM TAQOBBAL YAA KARIIM (juga dari kami dan dari
kalian, semoga Allah yang Maha Mulia menerima ibadah dan permohonan kita)
Sebenarnya
ucapan tersebut pada awalnya diucapkan oleh Rosululloh ketika berkhutbah,
tetapi setelah itu kemudian para sohabat menirunya dengan saling mengucapkan
kalimat itu satu sama lain (diluar khutbah), maka sejak itu jadilah kebiasaan
yang baik.. Sunnah Hasanah. InsyaAllah.
Nah, sekarang bagaimana dengan ucapan “MINAL ‘AIDZIN WAL
FAAIDZIN”?
ucapan
“minal ‘aaidzin wal faidzin”, kalimat ini dibaca di masa KhulafaurRosyidin
ketika berkhutbah, lengkapnya adalah “ja’alanallohu minal ‘aaidzinalfaaidzin
al’amiliin” (semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang kembali dan
beruntung). Orang yang selalu dalam keadaan iman selepas bulan romadhon ini.
JADI “MINAL ‘AIDZIN WAL FAIDZIN” ITU ARTINYA BUKAN ‘MOHON
MAAF LAHIR BATIN’.
Sekalipun secara puitis bila diucapkan terasa enak
didengarnya.